Konferensi pers dimulai pkl. 18.30 WIB di Lobi hotel Ritz Carlton. Anggota SHINee beserta kru dan body guard berjalan beriringan menuju lift.
Aku tahu bukan saatnya merengek, tapi aku merasa tak pantas dan malu berada di sini. Aku mengikuti langkah para kru dan berjalan paling belakang. Menunduk sepanjang jalan menatap ID palsu yang Onew berikan padaku.
Lift tidak cukup menampung banyaknya orang, sehingga kami harus naik secara bergiliran. Member SHINee masuk Lift pertama bersama para body guard dan aku ikut berdesakan dengan kru di lift terakhir.
Tak ada yang menanyai keberadaanku. Entah karena mereka terlalu fokus atau mereka terlalu malas meladeniku. Berulang kali aku menarik nafas panjang dan berdoa dalam hati agar aku tak ketahuan oleh pihak luar. Kalau mereka tahu (terutama fans), Mamaku hanya akan menangisiku saat aku pulang nanti.
"Silahkan menikmati hidangan yang telah disediakan," manajer hotel segera berjalan menyambut mereka tepat ketika mereka melangkahkan kaki ke luar lift.
di bagian lobi utama sudah tersusun rapi meja dan kursi beserta sound sistem, dan di bagian barat hotel terdapat restoran yang sudah di dekor sedemikian rupa demi penyambutan ini.
Aku menghentikan langkahku ketika melewati beberapa panitia dari Indo. Aku menoleh kesana kemari, mencari tempat sembunyi. Aku merasa kalau mereka mengawasiku. Jadi kuputuskan untuk duduk di kursi lobi (yang disediakan untuk wartawan) paling belakang.
Dari tempatku duduk, bisa kulihat mereka mengambil makanan mereka sambil mengobrol. Asik aku mengamati cara makan mereka, tiba-tiba Minho meletakkan sumpitnya dan menggantinya dengan sendok. Cukup mengagetkan mengingat 95% dari mereka makan menggunakan sumpit. Entah apa yang difikirkannya.
***
"Nuna, ajari kami bahasa Indonesia."
Taemin, aku dan Minho berdiri di balkon kamar dan mengobrol. Sebenarnya tidak bisa dibilang mengobrol, mengingat kami memiliki gap dalam berbahasa. Selama 20 menit terakhir, yang kami bicarakan hanya;
Taemin : "Nuna, how old are u?"
Aku : "22 years oLd. How about u?"
Taemin : "chinca? i'm 20 years oLd"
Minho : "u're the same as Onew Hyung"
Aku : "Ne. u're stiLL high schooL, right?"
Taemin, Minho : "Ne"
Taemin : "Nuna, please teach us to speak Indonesian"
Aku : "22 years oLd. How about u?"
Taemin : "chinca? i'm 20 years oLd"
Minho : "u're the same as Onew Hyung"
Aku : "Ne. u're stiLL high schooL, right?"
Taemin, Minho : "Ne"
Taemin : "Nuna, please teach us to speak Indonesian"
"Kalau di Korea" aku memulai pelajaranku, "kita menggunakan Annyeonghaseo, right?" mereka mengangguk. Tak perduli mereka mengerti atau tidak (mengingat English ku yang juga pas-pasan), aku melanjutkan ceramahku.
"Dalam bahasa Indonesia, artinya 'apa kabar'," lucu juga melihat mereka serius seperti ini.
"apa kabar," ulang Minho serius.
"apa kabar, apa kabar!, apa kabar?" Taemin dengan antusias mempraktekan kata-kata itu berulang-ulang.
Kubiarkan mereka sibuk sementara aku memutar kepalaku mencari Onew. Kamar itu begitu padat dengan kru dan manajer yang masih sibuk berdiskusi. Di pojok ruangan, diatas tempat tidur, dia dan Key duduk berdampingan, sementara Jonghyun tertidur di tempat tidur lain. Mereka memainkan ponsel masing-masing dengan serius. Ingin rasanya aku menghampiri mereka dan mengucapkan terimakasih. Tapi tentu saja aku tak berani.
Cukup lama aku melamun menatap keduanya sampai akhirnya Key mengalihkan pandangan dari ponselnya ke arahku. Dikembangkannya senyumnya, dan aku serasa melayang. My GOD! he's so cute ...
Kukedipkan mataku berulang kali, berusaha menepis kesilauan senyum itu dari hadapanku. Kubalas senyumnya dan dilambaikannya tangannya, menyuruhku masuk menghampiri mereka.
Dalam perjalananku dari balkon menuju ke Key, kuucap doa tulus dalam hatiku. Ya Allah, tolong jangan biarkan aku pingsan sekarang. Aku masih ingin bersama mereka beberapa menit lagi.
***
"Kami mulai beberapa menit lagi," Jonghyun mengirimiku email.
Acara KIFF telah diselenggarakan mulai pkl. 18.30 WIB, dan kini sudah sampai dimana penyanyi solo Gita Gutawa berduet dengan Naomi. Setelah ini bintang yang paling ditunggu-tunggu akan tampil.
Mereka menampilkan RIng DIng Dong, Lucifer dan Hello, yang disambut meriah bahkan sebelum musik diputar. Perkenalan diri mereka disoraki oleh fans penuh semangat. Aku hanya bisa tepuk tangan sekencang mungkin dan ikut berteriak sesekali.
"Onew-sshi!! Look at me!"
sekeras apapun aku berteriak, dia tak akan mendengar. Mereka tampil memakau dan membuat kami, para Shawol kehabisan kata karena terbius oleh pesona mereka.
***
"Gomawo," kataku menahan tangis. Mereka akan pergi malam ini tepat pkl. 21.10 WIB.
Sakit hatiku melihat Jonghyun yang dipapah oleh menejer dan Onew yang sempat mengamuk. Perform memang berjalan lancar, tapi mereka mengalami kejadian yang tidak mengenakkan begitu acara selesai.
"Kalau kau berkunjung ke Korea lagi, jangan lupa hubungi kami," Key berteriak dari telp. Aku menatap kepergian mereka menuju ruang boarding. Key menelponku di saat terakhir.
"Key-sshi... bisakah aku bicara dengan Onew-sshi?" tanyaku memberanikan diri.
"Dia tidak bisa bicara sekarang. Bianhe. Wajahnya sedang tidak enak," aku menghela nafas kecewa. Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih atas ID yang ia berikan padaku. Waktu itu aku terlalu terpukau sehingga tak sempat mengucapkannya.
"Ne. Arasso. Take care of ur self," aku memutuskan pembicaraan bahkan sebelum Key menjawab.
Aku menangis. Sama seperti Shawol lainnya malam itu, kami menangis. Kejadian tak menganakkan yang mereka alami membuat kami merasa bersalah.
Bianhe Jonghyun-ah, semoga kakimu cepat pulih. Onew-shhi... aku benar-benar berharap bisa bertemu lagi denganmu. Karena sekarang aku sadar, perasaanku sudah melebihi perasaan fans terhadap idolanya.
Aku akan pergi ke sana. Aku akan menyusul abangku yang ada di Korea.
No comments:
Post a Comment